Sakarin (C7H5NOS)
merupakan pemanis buatan yang mempunyai rasa manis 200-700 kali sukrosa (yang
biasa disebut gula). Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula
karena mempunyai sifat stabil, nilai kalori rendah dan harganya relatif
murah. Selain itu, sakarin juga banyak digunakan untuk mengganti sukrosa untuk
bagi penderita diabetes melitus atau untuk bahan pangan yang berkalori rendah.
Penggunaan sakarin
biasanya dicampur dengan bahan pemanis yang lain seperti siklamat, dengan
maksud untuk menutupi rasa tidak enak (pahitgetir) dari sakarin dan bertujuan
untuk lebih memperkuat rasa manis. Keuntungan yang sangat utama yang
dimanfaatkan oleh masyarakat terutama industri-industri makanan besar dari
penggunaan sakarin yaitu didapatkan kemanisan yang sangat tinggi hanya dengan
penggunaan sakarin dalam jumlah yang sedikit. Sehingga ini akan sangat
menguntungkan bagi industri tersebut dalam bidang perekonomian yaitu mampu
menekan biaya produksi.
“Siklamat merupakan
jenis pemanis buatan yang memiliki kemanisan 30 kali lebih manis daripada
sukrosa”. Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael
Sveda dari University of Illinois saat berusaha mensintesis obat antipiretik pada
tahun 1937. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri
obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik
dan pentobarbital. Sejak tahun 1950 siklamat dikenal secara luas sebagai
pemanis buatan dan ditambahkan ke dalam pangan dan minuman. Siklamat biasanya
tersedia dalam bentuk garam Natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul
C6H11NHSOH.
Berbeda dengan sakarin
yang dalam penggunaanya akan memberikan efek rasa pahit, pada penggunaan
siklamat dalam makanan atau minuman tidak akan memberikan efek rasa pahit. Rasa
manis yang dihasilkan dari penggunaan siklamat tanpa adanya rasa ikutan pahit
inilah yang menjadi dasaran dari penggunaan siklamat.
Disamping rasa manis,
sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah
dari proses sintesis. Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula
karena mempunyai sifat yang stabil, nonkarsinogenik, nilai kalori rendah, dan
harganya relatif murah, selain itu sakarin banyak digunakan untuk mengganti
sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau bahan pangan berkalori rendah.
Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis lain seperti siklamat
atau aspartam. Hal itu dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari sakarin
dan memperkuat rasa manis. Sebagai contoh kombinasi sakarin dan siklamat dengan
perbandingan 1:3 merupakan campuran paling baik sebagai pemanis yang menyerupai
gula dalam minuman.
Produk pangan dan
minuman yang menggunakan sakarin diantaranya adalah minuman ringan (soft
drinks), permen, selai, bumbu salad, gelatin rendah kalori, dan hasil olahan
lain tanpa gula. Selain itu sakarin digunakan sebagai bahan tambahan pada
produk kesehatan mulut seperti pasta gigi dan obat pencuci (penyegar) mulut
(Cahyadi, 2006).
BAHAYA SAKARIN
Pengkonsumsian sakarin
dalam dosis yang lebih mampu memutuskan plasenta pada bayi. Selain itu secara
khusus pengkonsumsian sakarin akan menimbulkan dampak dermatologis bagi
anak-anak yang alergi terhadap sulfamat kemudian akan memacu tumbuhnya tumor
yang bersifat karsinogen.
Sakarin dalam bentuk
garam yaitu Natrium sakarin di dalam tubuh tidak mengalami metabolisme sehingga
sakarin ini di ekskresikan meaui urine tanpa perubahan kimia. Bagaimanapun
sakarin mampu keluar dari tubuh dalam bentuk utuh tetap saja akan ada zat-zat
tesebut yang masih tertinggal di dalam tubuh. Tertinggalnya sakarin dalam tubuh
ini karena tidak bisa di metabolisme oleh tubuh maka semakin lama akan
mengalami penumpukan dalam tubuh dan mampu menjadi sesuatu yang berbahaya bagi
tubuh. Efek-efek berbahayanya bagi tubuh dapat dilihat sebagaimana
keterangan di atas.
BAHAYA SIKLAMAT
Siklamat memunculkan
banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya tremor (penyakit syaraf), migrain
dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan,
dan kanker otak.
Hasil metabolisme
siklamat yaitu sikloheksilamin yang bersifat karsinogenik. Oleh karena itu,
ekskresi siklamat dalam urine dapat merangsang tumor dan mampu mneyebabkan
atropi yaitu pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. Pengkonsumsian
siklamat dalam dosis yang lebih akan mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain
itu akan menyebabkan tumor paru, hati, dan limfa.
Sebagaimana sakarin
yang tidak bisa dimetabolisme, senyawa Sikloheksilamin yang merupakan senyawa
hasil metabolisme siklamat dalam tubuh juga tidak bisa dicerna oleh tubuh.
Senyawa ini dalam tubuh juga akan mengendap dan memicu berbagai kerusakan
dalam tubuh sebagaimana yang telah disebutkan diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar